Beberapa hari ini, bahkan tak cukup seminggu, aku kaget sekaligus berduka dengan berita-berita kepergian banyak sosok. Bukan saja sosok-sosok yang dikenal publik, tapi juga salah satu anggota keluargaku.
Innalillaahi wa inna ilaihi rooji’un…
Allahummaghfirlahum warhamhum wa’afihum wa’fuanhum…
Kematian.
Sesuatu yang paling dekat jaraknya dengan kita. Bahkan lebih dekat dari pada satu detik waktu yang telah kita lalui. Sebab, hitungan masa yang berlalu, lantas akan menjadikan jarak kita begitu jauh dengannya. Tak satu pun kendaraan dapat menjemputnya.
Dekatnya kematian bukan milik kakek nenek yang telah renta saja, ataupun si pesakit yang hanya tinggal menunggu waktu, tapi, semuanya, siapapun kita! Tanpa kecuali untuk raga-raga dengan kebugaran, dengan derai gelak tawa. Ah, kematian itu tetaplah sesuatu yang begitu PASTI! PASTI! Yah, kita PASTI akan menghadapinya. Mungkin beberapa menit lagi. Mungkin hitungan jam. Hitungan hari, bulan atau tahun.