Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

puisi kontemporer

PUISI KONTEMPORER
                Istilah puisi kontemporer di padankan dengan istilah puisi inkonvensional, puisi masa kini, puisi mutakhir, istilah kontemporer di dalam puisi kontemporer tidak menunjuk kepada waktu walaupun di dalam kamus istilah itu berarti dewasa ini. Masa kini atau mutakhir , pengenaan atau penerapan istilah kontemporer pada puisi kontemporer lebih mengarah kepdaa kehendak menunjukkan pada kondisi kreatif seniman di dalam mengolah dan menemukan idiom-idiom baru.
                Jika yang berpendapat bahwa kontemporer pada puisi kontemporer menunjukkan pada waktu dan bukan pada model puisi tertentu, maka pendapat demikian itu perlu diluruskan atau diperbaiki. Mengertikan seni kontemporer atau lebih khusus kepada puisi kontemporer dengan memakai kurun waktu misalnya dari tahun sekian sampai dengan tahun sekian, merupakan langkah atau sikap yang gegabah, tidak setiap hasil karya atau puisi misalnya tahun 1970-an berhak disebut kontemporer selama di dalamnya tidak terdapat atau tampak ciri-ciri kontemporer. Oleh karena itu, puisi kontemporer tidak menunjuk pada waktu. Didalam puisi kontemporer salah satu wajah yang penting adalah wajah eksplorasi dan sejumlah kemungkinan baru. Kemugkinan baru itu antara lain lahirnya eksperimen berupa penjungkirbalikan kata. Penciptaan kata-kata baru. Penciptaan idiom-idiom baru, percobaan semantik dan sintaksis.
                Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.
Puisi kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Misalnya, Sutardji mulai tidak mempercayai kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada eksistensi bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai kekuatan garis dalam menciptakan puisi.

TEMA DAN CIRI-CIRI PUISI KONTEMPORER
1. Tema Puisi kontemporer
Biasanya puisi-buisi kontemporer bertemakan
a. Tema protes yang ditujukan kepada kepincangan sosial dan dampak negatif dari industrialisasi
b. Tema humanisme yang mengemukakan kesadaran bahwa manusia adalah subjek pembangunan  dan bukan objek pembangunan
c. Tema yang mengungkapkan kehidupan batin yang religius dan cenderung kepada mistik
d. Tema yang dilukiskan melalui alegor dan parabel
e. Tema tentang perjuangan menegakkan hak-hak azasi manusia berupa perjuangan untuk kebebasan, persamaan hak, pemerataan, dan bebas dari cengkeraman dari teknologi modern.
f. Tema kritik sosial terhadap tindakan sewenang-wenang dari mereka yang menyelewengkan kekuasaan dan jabatan.

2. Ciri-ciri Puisi Kontemporer
a. Puisi bergaya mantra dengan sarana kepuitisan berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat.
b. Gaya bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola dan enumerasi dipergunakan penyair untuk memperoleh efek pengucapan maksimal.
c. Tipografi puisi dieksploitasi secara sugestif dan kata-kata nonsens dipergunakan dan diberi makna baru.
d. Kata-kata dari bahasa daerah banyak dipergunakan untuk memberi efek kedaerahan dan efek ekspresif.
e. Asosiasi bunyi banyak digunakan untuk memeroleh makna baru
f. Banyak digunakan gaya penulisan prosais
g. Banyak menggunakan kata-kata tabu
h. Banyak ditulis puisi lugu untuk mengungkapkan gagasan secara polos.
Puisi Kontemporer di bedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.    Puisi Tanpa Kata
Yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.

2.    Puisi Mini Kata
Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.

3.    Puisi Multi Lingual
Yaitu Puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing
.
4.    Puisi Tipografi
Yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandangg sebagai salahh satu unsur puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.

5.    Puisi Supra Kata
Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan aspek bunyi dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai puisi mantra).

6.    Puisi Idiom Baru
Puisi macam ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.

7.    Puisi Mbeling
Puisi mbeling pada umumnya mengandung unsure humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsure kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak meng’haram’kan penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.
Pengertian Puisi Mbeling

Adapun sikap mbeling yang esensial adalah menjalani hidup dengan jiwa kanak-kanan, yang makna dan pengertiannya tidak kekanak-kanakan, dan juga tidak kebarat-baratan. Tidak sok serius dalam menanggapi keadaan, tetapi dalam mereaksi sebuah persoalan, sarat dengan makna. Ini tidak berarti santai dan tidak berarti tidak peduli pada lingkungan hidup.

Dalam kata lain, puisi mbeling adalah semacam jeda dari “tradisi” penulisan puisi lirik indonesia, yang tentu saja dalam cara mengapresiasinya perlu semacam pisau analisis atau wacana lain, yang berbeda dengan wacana puisi lirik, simbiolisme, surrealisme, dan isme isme yang lainnya dari berbagai belahan dunia.

Latar Belakang Munculnya gerakan Puisi Mbeling

Jeihan berkata tentang gerakan puisi mbeling ini
“ sekali lagi saya tegaskan, bahwa puisi yang saya tulis pada tahun 1969 merupakan cikal bakal lahirnya gerakan puisi mbeling. Pada awal tahun 70an, rumah saya di cicadas kerap dijadikan markas para seniman Bandung yang memang berpikiran nakal-nakal. Mereka antara lain Remy Sylado, Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Sanento Yuliman dan Wing Karjo. Pada bulan Oktober 1971, kami dikejutkan oleh Rendra yang membuat perkemahan kaum urakan di pantai Parangtaritis, Yogyakarta. Untuk mereaksi gerakan tersebut, lalu kami sepakat membikin gerakan puisi mbeling. Jadi gencarnya publikasi puisi mbeling itu sendiri merupakan reaksi atas gerakan kaum urakan yang dikomandani oleh Rendra, pada 16 Oktober 1971”

Sebagai gerakan, apa yang diganyang oleh gerakan puisi mbeling sebagaimana pernah dikatakan penyair Taufiq Ismail, ternyata bukan hanya kritik terhadap puisi itu sendiri. Tetapi juga sekaligus merupakan kritik terhadap majalah sastra horison dan para penyair yang sudah mapan pada saat itu.

Apresiasi puisi-puisi mbeling Jeihan Sukmantoro

Pada bagian pertama, akan diulas bagaimana puisi mbeling Jeihan yang ditulisnya dengan menggunakan kata-kata sebagai daya ekspresi dari kegelisahan batinnya yang direaksinya secara main-main, tapi ternyata sungguh-sunguh. Sedangkan pada bagian lain adalah menikmati puisinya yang menggunakan lambang angka dan lambang huruf.

BAGIAN PERTAMA

Dimulai dengan puisinya berjudul NELAYAN yang mengungkapkan dasar filosofi kaum mbeling tahun 1970-an


NELAYAN

Di tengah laut
Seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
Beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
Beta bikin layar

Tiba-tiba perahunya terguling

Akh,
Beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh

1974

Puisi di atas seolah mau menyatakan maksud puisi mbeling, yakni bahwa “beta main-main, tuan sungguh-sungguh”. Puisi bertolak dari niat bermain-main. Niat untuk membuat bentuk demi suka ria bersama. Walaupun sejumlah puisinya tidak dapat dianggap hanya permainan kata belaka. Seperti sejumlah puisi selanjutnya.

Apa yang ditulis Jeihan dalam sejumlah puisi mbelingnya, ternyata selalu berada dalam arus kesadaran akan situasi yang terjadi pada saat itu. Kerap bersinggungan dengan masalah sosial. Semisal pada sebuah puisi mbelingnya di bawah ini:

PANGGILAN

NARKO
TIKNO
NARKOTIK
NO!

1974

Pada konteks ini, puisi tersebut bukan hanya permainan makna, namun sudah jauh-jauh hari Jeihan menolak kehadiran narkotik di bumi Indonesia. Dan hingga kini puisi tersebut terasa aktual sekaligus kontekstual dengan zaman yang mengiringinya

Sementara dalam puisinya di bawah ini:

KELUARGA BERENCANA, 2

Ata
Adi
Aga

Astaga
Anakku sudah tiga!
Biar saja

1973

Lewat puisinya ini Jeihan sesungguhnya sedang mereaksi program KB yang sudah mulai digencarkan pemerintah sejak awal tahun 1970-an. Jeihan di situ ingin menunjukan, bahwa dirinya sudah terlanjur punya anak tiga dan berusaha untuk masuk KB. Dan slogan KB adalah dua anak cukup. Tapi nyatanya di kemudian hari, Jeihan tidak mengikuti program tersebut.

Dari tiga puisi di atas, tampak Jeihan banyak memanfaatkan kata-kata sehari-hari, yang boleh jadi hal itu menjadi sampah bagi penulisan puisi lirik, simbolik, atau surrealisme. Walau teks yang digunakan Jeihan berangkat dari sampah kata-kata, nyatanya teks tersebut masih memberikan kebulatan makna. Masih merupakan sebuah pemandangan sekaligus pandangan batin yang koheren dengan kehidupan yang dialaminya dan dijalaninya secara personal.




Sementara dalam puisinya berikut:

MUKADIMAH PUISI MBELING

sadjak ja sadjak
djejak ja djejak
sadjak cari djejak
djejak cari sadjak

biarkan

jang djejak, djejak
jang sadjak, sadjak

1971

Kaum mbeling membedakan antara kenyataan historis-empiris dengan seni, yang satu sama lainnya tidak ada hubungannya. Ini ditegaskan dalam frase: jang djejak, djejak/ jang sadjak, sadjak//. Meskipun mereka mengakui hak orang lain berkonsep yang berbeda: sadjak cari djejak/ djejak cari sadjak//.

Sajak, seni, adalah dunia otonom yang yang lepas dari kegunaan hidup praktis. Dalam sajak, orang bisa berbuat apa saja dengan cara apa saja. Dalam mbeling dijamin kebebasan ekspresi dan imajinasi.

Ku Rindu Sebuah Wajah....

Ku rindu sebuah wajah
dalam kilau perantauan
dekad berzaman ditinggalkan
salam kemesraan terpisah
terlayang suatu warkah
apakah pemunya nama adalah pemilik wajah
yang sekian kali terbayang di mimpi-mimpi indah

Ku rindu sebuah wajah
senyum tangis di rantai waktu
degup jantung bertingkah
dan cerita lama kembali menerawang memori
bersama helaian kelopak mawar yang kering masih di dalam diari
senyum bersama sinar kilau mentari jingga
di tasik varsiti

Ku rindu sebuah wajah
pengubat waktu dulu.........

Penyapu

Penyapu yang ku kenali dulu
adalah penyapu yang menggiring sampah
menuju destinasi.....

Penyapu yang ku kenali dulu
dikenderai ahli-ahli sihir
menuju destinasi.....

Penyapu yang kukenali kini
menggiring satu wawasan
pembersihan kawasan
memartabat suatu daulah
pembersihan minda dan akal
menuju satu destinasi....

Basah Kunang-kunang

Kunang-kunang yang kekuningan
berterbangan disimbah hujan
dalam deru guruh yang hampir tidak kedengaran

Bertempiaranlah kunang-kunang senja
ada yang hilang arah
ada yang hilang sayap
ada yang hilang keluarga

Hujan ini bisa memusnah juga......

Ceritera Sekangkang Tanah (Untuk Palestin)

Jiwa membara oleh kedurjanaan dunia
melewati lopak-lopak kebejatan

Penghinaan demi penghinaan
menjadi terlalu biasa oleh dunia
yang berlegar kekuasaan material
demi mengukuh kuasa pada sekangkang tanah
yang kononnya dijanjikan untuk mereka

Dunia huru-hara
pada pencarian Elohim
penguasaan suatu bangsa
menidak hak bersama
hingga lupa kata Yahweh mereka....

Cahaya itu yang terpancar di samun
adalah cahaya yang sama dari Satu
memancari wahyu yang tersebarkan!!


hasza
bandar siber

Munajat Malam

Di ketenangan malam
tengadah tangan-tangan makhluk kerdil
mengadap kebesaran agung Maha Pencipta
buat kesejahteraan pendampingan
buat keselamatan persekitaran

Dan aku
manusia kerdil terjelepuk sayu
terketar hati oleh pilu
merayu
dan merayu

Inilah dunia persinggahan
untuk satu kehidupan yang berterusan
dan di persinggahan ini
ujiannya untuk dinilai nanti
bagi menjanjikan kehidupan syurgawi....

Ya Rabbi
kuatkan aku dalam menghadapi ujian Mu itu......

email "With Pic", HENTIKAN!!!!

Dalam ngauman bantahan yang membara
teriakan yang berapi bersilang kutukan oleh kepekaan Islami
Dar al-Islam membentang di muka
gambar-gambar punca amarah sekelian ummah
lewat Sarawak Tribune media kufar milik mereka!!

Punahkan semuanya!
biar tahu yang kita bisa melakukan
bukan hanya lakunan di kata-kata sahaja!!

Dalam teriakan amarah ummah seluruh dunia
ada manusia-manusia Islami yang sinis menyindir
karikatur kontroversi disebarkan di dunia siber
email "With Pic" sudah tersebar merata *

Di mana jiwa yang berdaulat ini?
bisa menjatuh diri menyamai mereka

Kita marah pada mereka dengan suara keras
ancaman membuangkan jiwa
tapi kita sendiri yang menyebar karikatur
lewat email-email jambatan dunia siber

HENTIKAN!!

Demi Islam yang kita tatang
demi Rasulullah yang kita sayang........

hasza
bandar siber

* sayangnya ia disebar oleh yang kononnya ingin membela Islam

Demokrasi Ini Milik Siapa?

Pemerkosaan dan pembokbrokan atas nama demokrasi yang terpaparkan menjadi satu sandiwara picisan
demokrasi ini hanyalah pentas miliknya yang bisa diubah rekabentuk tirainya
lagu-lagu pementasan ini acap kali berubah mengikut irama angin tiupannya

IFS yang berdarah di Algeria adalah suatu pembuktian
Ahmadinejad di Tehran juga pembuktiannya
Hamas di Palestina pembuktian seterusnya

Apakah demokrasi ini harus terus-terusan berubah dengan tampang wajah bertanduknya?

Tabir-tabir di pentas War On Terror memusnahkan fikrah demokrasi itu sendiri
topeng-topeng kebejatan duniawi menjadi tontonan
dan maharaja dunia hanya digula-gula

Aku di sini hanya menjadi penonton setia lakunan di pentas durja
sinis pandangan pada tirai yang terlabuh
drawa War On Terror hanyalah poster-poster jalanan
tersebar dipelusuk dunia!!

Hasza
Bandar Siber


TOKOH-TOKOH PUISI KONTEMPORER
1. Sutardji Calzoum Bahri
Karyanya
- Kumpulan sajak o, amuk, kapak
- Tragedi sihka dan winka
- Batu
2. Supardi Djoko Damono
Karangannya:
- Dukamu Abadi (Kumpulan sajak, 1969)
- Mata Pisau (Kumpulan sajak, 1974)
- Akuarium (Kumpulan sajak, 1974)
3. Goenawan Muhamad
Karangannya:
- Dadaku adalah perisaiku (kumpulan sajak, 1974)
4. Leon Agusta
Karangannya:
- Catatan putih (Kumpulan sajak, 1975)
- Hukla (Kumpulan sajak, 1979)
5. Korrie Layun Rampan
Karangannya:
- Matahan pinsan & ubun-ubun (kumpulan sajak, 1974)
6. Entha Ainun Nadjib
Karangannya:
- “M” Frustasi (kumpulan sajak, 1976)
- Nyanyian Gelandangan (Kumpulan Sajak, 1981)
7. Hamid Jabbar
Karangannya:
- Paco-Paco (Kumpulan Sajak, 1974)
- Dua Warna (Kumpulan Sajak Bersama Upita Agustina, 1975)
8. Toen Herarti
Karangannya:
- Sajak-Sajak 33 (Kumpulan Sajak, 1973)
9. Linus Suryadi
Karyanya:
- Langit Kelabu (Kumpulan Sajak, 1976)
PUISI-PUISI KONTEMPORER

O
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...

(Sutardji Calzoum Bachri)

Kata duka, resah, ragu, mau, sia, duhai, dan o merupakan kata-kata sifat atau perasaan yang akhirnya diikuti oleh kata ganti milik; aku, kau, dan kalian yang menunjukkan semua kata atau perasaan tersebut dimiliki oleh setiap orang. Sedangkan judul serta huruf o yang diulang pada akhir puisi ini, bila dikaitkan pada ketika seseorang mengucapkan huruf o secara serentak, hal ini merupakan huruf yang mewakili kata paham. Menunjukkan bahwa sudah tahu akan apa yang telah terjadi atau atas penjelasan yang disampaiakn. Selain itu, o sendiri juga bisa diartikan sebagai suatu pengharapan.
Dari keseluruhan puisi O tersebut dapat diketahui adanya sebuah perasaan penyesalan, pengaduan serta pencarian yang berujung pada sebuah pemahaman tersendiri tapipemahaman itu malah menimbulkan sebuah kebingungan yang baru. Hal itu dapat dilihat dari baris terakhir “oku okau okosong orindu okalian obolong o risao o Kau O..”. setelah menciptakan aatu mengesankan adanya sebuah pada oku okau tapi pemahaman itu kembali menimbulkan pertanyaan serta menimbulkan sebuah kerinduan untuk semakain ingin bertemu, sebuah pencarian dengan orindu okalian obolong o risau o Kau O….
Penggunaan huruf k yang dicetak besar pada kata kau pada baris terakhir juga menimbulkan pemahaman tersendiri. Umumnya sebuah kata ganti yang diawali denagn huruf besar yang letaknya bukan diawal kalimat adalah menunjukkan bahwa itu adalah Tuhan, sebagai contoh penggunaan kata ganti milik –Nya. Dari sini mungkin puisi O ini menunjukkan bahwa adanya pengaduan serta ingin tahu dan usaha pencarian untuk bertemu dengan Tuhan yang menciptakannya. Akan tetapi semakin dia tahu maka menjadikannya semakin bingung dan semakin ingin tahu lagi.
Tak lupa, dalam puisi ini juga sangat terasa efek magis yang ditimbulkan dari perulanagn kata serta penggunaan kata-katanya yang tidak wajar.

AMUK
Ngiau! Kucing dalam darah dia menderas
Lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber
Gegas lewat dalam aortaku dalam rimba
Darahku dia besar dia bukan hariamau bu
Kan singa bukan hiena bukan leopar dia
Macam kucing bukan kucing tapi kucing
Ngiau dia lapar dia menambah rimba af
Rikaku dengan cakarnya dengan amuknya
Dia meraung dia mengerang jangan beri
Daging dia tak mau daging jesus jangan
Beri roti dia tak mau roti ngiau.
Puisi lain karyanya seperti berikut ini.
SCB

BATU

batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu janun
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati janji ?

Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh?
Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai
sedang lambai tak sampai. Kau tahu

batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji ?

Sutardji Calzoum Bahri

POT
Pot apa itu pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Pot apa pot itu pot kaukah potku?
SCB

SIMPULAN

Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya. Atau puisi kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

rizki mengatakan...

nice share !

Jasa Iklan mengatakan...

Waktu ini terus berjalan
Meski perlahan tp pasti
Melenyapkan sebuah kisah
Antara kau dan aku

Terima kasih kuucapkan kepadamu
Yang telah merubah duniaku
Walau akhirnya harus aku yang mengalah kepadanya
Tapi aku takkan pernah menyesal mencintaimu

Perpisahan ini bukanlah sebuah akhir
Namun, ini merupakan sebuah awal
Awal untuk melepasmu
Awal untuk merelakanmu
Dan awal untuk mengenangmu

Puisi Untuk Bapak Sakit | Puisi Twitter Lucu Tapi Bingung | Surat-surat cinta padamu | Puisi Tentang Matahari Dan Gelombang | Puisi Untuk Ibu Tercinta | Puisi Cinta dan Cita Terdampar | PUISI RENUNGAN KISAH SEMUT DAN BATU | PUISI BERSERAKAN | PUISI MEMBACA BAHASA SUNYI | Puisi Cinta Untuk Negeriku Indonesia | Puisi iPhone 5 Punya Saya | 3 Puisi Cinta Rindu Sedih | Mengapa Hanya Kau Beri Luka! Bacalah, | Layu Setangkai Mawar Cidera | 3 Puisi Perpisahan Romantis | Privacy Policy for www.puisina.blogspot.com | Bagai gema-gema panjang yang berhimpun | Betapapun juga: ia itu abadi | Masa yang penuh gairah | SURAT - SURAT CINTA By; Isbedy Stiawan ZS | Nenek tua tersandung ke dalam kematian | Bagai kabut mengambang | Kabut-kabut hari menimpa senja. | aku mau hidup seribu tahun lagi! | Puisi Tentang binatang

Posting Komentar